Menjadi "buah pir" sama berbahayanya dengan "buah apel"

Pin
Send
Share
Send

Penderita apel, di mana timbunan lemak terkonsentrasi terutama di daerah perut, telah lama dianggap lebih berisiko penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung daripada pemegang berbentuk buah pir dengan timbunan lemak di sekitar bokong dan paha mereka.

Tetapi sebuah penelitian baru yang dilakukan di University of Chicago Medical Center di Davis memberikan bukti lebih lanjut bahwa kelebihan tubuh berbentuk buah pir ini lebih merupakan mitos daripada kenyataan. Para peneliti telah menemukan bahwa lemak yang menumpuk di area bokong, juga dikenal sebagai jaringan lemak gluteal, menghasilkan tingkat kemerin dan protein omentin-1 yang abnormal, yang dapat menyebabkan peradangan dan kondisi yang mendahului diabetes, yang dikenal sebagai resistensi insulin, pada orang dengan gejala awal metabolisme. sindrom

Lebih khusus lagi, pada pasien dengan gejala awal sindrom metabolik, jaringan adiposa gluteal mengeluarkan kadar protein chemerin yang tinggi dan kadar protein omentin-1 yang rendah, yang, bersama-sama dengan faktor lain, meningkatkan risiko pengembangan penyakit jantung dan diabetes. Kadar protein chemerin yang tinggi, misalnya, dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, peningkatan kadar protein C-reaktif (tanda peradangan) dan trigliserida, resistensi insulin, dan rendahnya kadar kolesterol HDL yang baik. Kadar protein omentin-1 yang rendah dikaitkan dengan kolesterol HDL yang rendah dan kadar trigliserida dan glukosa yang tinggi dalam darah.

Kabar baiknya adalah bahwa dengan penurunan berat badan, tingkat protein chemerin juga menurun, seperti halnya risiko mengembangkan sindrom metabolik.

Pin
Send
Share
Send

Tonton videonya: upin dan ipin menjadi pizza!! koki pizza jahaatt!! (Juni 2024).