Anak-anak yang makan banyak makanan asin juga cenderung minum lebih banyak minuman bergula, yang pada gilirannya dapat menyebabkan obesitas.
Mewawancarai sekitar 4.300 anak-anak dan remaja Australia antara usia 2 dan 16, para ilmuwan mengidentifikasi tren berikut: semakin banyak garam yang mereka konsumsi setiap hari, semakin banyak cairan yang mereka minum. Terlebih lagi, dua pertiga anak-anak minum minuman manis. Setiap hari, untuk setiap 390 mg garam, ditambahkan 17 g minuman manis berkarbonasi, jus, atau minuman manis lainnya.
Kalori cair ini, meskipun lemah, dikaitkan dengan risiko obesitas. Dengan demikian, kemungkinan kelebihan berat badan atau obesitas 26% lebih tinggi pada anak-anak yang beberapa kali sehari memuaskan dahaga mereka dengan sesuatu yang manis.
Orang tua terbaik dapat lakukan adalah mengajar anak-anak mereka untuk minum air dan membatasi akses ke minuman manis, kata para ilmuwan.
Adapun makanan asin, penyalahgunaan mereka dapat meningkatkan tekanan darah bahkan pada anak-anak.
Secara umum, para ahli merekomendasikan tidak lebih dari 2300 mg garam per hari untuk orang dewasa dan anak-anak. Sementara, menurut sebuah studi baru-baru ini, anak-anak dan remaja Amerika mengkonsumsi rata-rata 3.400 mg garam per hari.
Tidak boleh dilupakan bahwa sebagian besar garam yang kita dapatkan bukan dari pengocok garam, tetapi dari makanan olahan, yang direkomendasikan untuk diganti dengan buah-buahan, sayuran dan makanan utuh lainnya.
Bagi orang tua, ini adalah sinyal untuk melihat anak-anak mereka dan kebiasaan makan mereka sendiri. Anak-anak belajar dari contoh. Jika makanan tinggi natrium dan minuman yang dimaniskan dengan gula sudah tersedia di rumah dan dikonsumsi secara teratur oleh orang tua, kemungkinan anak-anak juga akan mengkonsumsinya.
Dan tentu saja, Anda harus memotong makanan cepat saji yang terkenal, dengan hidangan asin dan soda kimia manis, yang mengalir ke perut konsumen.