Anak-anak yang gemuk lebih rentan terhadap iklan makanan.

Pin
Send
Share
Send

Insiden obesitas pada anak-anak meningkat tiga kali lipat selama 30 tahun terakhir, dan iklan makanan dianggap sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tren ini.

Setiap tahun, di AS saja, perusahaan membelanjakan lebih dari $ 10 miliar untuk iklan makanan dan minuman untuk anak-anak; 98% produk yang iklan televisinya ditujukan untuk anak-anak tinggi lemak, gula, atau garam. Dalam melakukan studi baru, para ilmuwan menggunakan neuroimaging untuk mempelajari efek dari logo makanan pada anak-anak yang obesitas dan pada anak-anak yang sehat.

Semua 20 anak-anak yang berpartisipasi dalam penelitian ini ditunjukkan 60 logo makanan yang sudah dikenal dan 60 logo produk non-makanan, dan para peneliti yang menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional mencatat bagaimana masing-masing otak mereka merespons setiap logo. Setengah dari anak-anak mengalami obesitas, yang berarti indeks massa tubuh rata-rata (IMT) mereka adalah 97,9. Pada anak-anak dengan berat badan yang sehat, BMI rata-rata adalah 50.

Para peneliti menemukan bahwa ketika melihat logo makanan, wilayah otak yang berhubungan dengan hadiah lebih aktif pada anak-anak yang obesitas. Dan area otak yang berhubungan dengan kontrol diri lebih aktif pada anak-anak dengan berat badan yang sehat.
Secara umum, anak-anak dengan berat badan yang sehat melaporkan kontrol diri yang lebih besar, yang tidak khas untuk anak-anak dengan obesitas. Ini menunjukkan bahwa dalam situasi tertentu, orang dengan berat badan yang sehat lebih aktif di area otak yang terkait dengan kontrol daripada orang dengan obesitas.

Studi ini memberikan bukti awal bahwa anak-anak yang obesitas mungkin lebih rentan terhadap efek dari iklan makanan. Para ilmuwan melihat jalan keluar dari situasi ini dalam mengajar anak-anak kontrol diri, yang dapat mengarah pada keberhasilan yang lebih besar dalam penurunan berat badan.

Pin
Send
Share
Send

Tonton videonya: Makan Junk Food Emang Enak, Tapi Waspadai 7 Potensi Berisiko Mengerikan Ini (Juli 2024).