Menyusui adalah obat mujarab untuk pengembangan alergi makanan. Atau masih belum?

Pin
Send
Share
Send

Ilmuwan Inggris dalam perjalanan penelitian menyimpulkan bahwa menyusui dapat mencegah kemungkinan alergi makanan pada bayi. Itulah sebabnya, saat memindahkan bayi ke makanan baru, Anda tidak boleh berhenti menyusui bayi dengan ASI. Menurut kepala penelitian, Kate Grimshaw, ASI mengandung sejumlah besar zat yang memiliki efek menguntungkan pada perkembangan sistem kekebalan bayi. Karena alasan ini, penambahan unsur baru pada makanan dapat dirasakan oleh tubuh anak sebagai ancaman bagi kesehatan.

Inti dari teori Grimshaw adalah bahwa jika produk alergen dimasukkan ke dalam makanan bayi (ketika menyusui dihentikan), risiko mengembangkan alergi makanan sangat tinggi, karena diet bayi kehilangan zat penting yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Itulah sebabnya spesialis merekomendasikan untuk memindahkan anak ke makanan padat tidak lebih awal dari 17 minggu dari hidupnya, secara alami, dengan terus menyusui.

Selama percobaan, karakteristik gizi dari 41 anak-anak dengan kecenderungan alergi makanan dan 82 bayi sehat dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak rentan terhadap alergi, ibu sebelumnya dikonversi menjadi makanan padat, sementara mengurangi jumlah ASI, yang, menurut Grimshaw, menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan anak-anak.

Namun, tidak semua ahli berbagi sudut pandang Grimshaw. Secara khusus, dokter anak di Rumah Sakit Anak Miami, Vivian Hernandez-Trujillo, percaya bahwa teori Grimshaw hanyalah spekulasi, karena para ilmuwan masih belum tahu penyebab alergi makanan yang dapat diandalkan. Selain itu, Layanan Kesehatan Nasional di Inggris merekomendasikan agar makanan padat dimasukkan dalam makanan anak-anak tidak dari 17 minggu tetapi hanya setelah 6 bulan.

Pin
Send
Share
Send

Tonton videonya: Entertainment News - Pendapat pakar kulit mengenai Suntik putih (Juni 2024).